Header Menu



JAKARTA, oretan.id -

Kepolisian telah mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam aksi konvoi bertuliskan provokasi yang menghendaki akan kebangkitan Khilafah Islamiyyah. "Penyelidikan masih dilakukan dengan mencari bukti-bukti lebih lanjut. Bila ditemukan ada unsur pidananya maka kami akan bertindak tegas," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Endra Zulfan di Jakarta, Sabtu (4/6/2022).

Seperti diketahui beberapa waktu lalu beredar di media sosial, sekelompok orang mengendarai sepeda motor melintas di sejumlah ruas jalan di Jakarta. Para pengendara sepeda motor tersebut memalang tulisan di bagian bagian belakang punggungnya berisi "Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyyah". Diketahui pihak yang bertanggung jawab dalam aksi tersebut adalah Khilafatul Muslimin.

Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Baraja membenarkan hal tersebut. Ia menyebutkan iring-iringan tersebut berasal dari Jakarta dan sejumlah darah di Jawa Tengah. Pihaknya membantah bahwa kelompoknya menentang Pancasila dan NKRI. "Kegiatan tersebut merupakan syiar agama, kami ingin menyatukan agar umat muslim dan non muslim bisa bersama-sama menjaga negara," kata Abdul Qodir Baraja.

Hanya saja praktisi hukum lulusan Universitas Singaperbangsa Karawang, Yulianto Bakhtiar, SH meragukan komitmen kebangsaan dari Khilafatul Muslimin. Menurutnya kelompok-kelompok yang mengusung kebangkitan Khilafah kerap menyuarakan bahwa idiologi yang ada di suatu negara termasuk Indonesia, mereka anggap bertentangan dengan ajaran Islam.

"Masyarakat akan digiring bahwa persoalan kemiskinan, pengangguran, korupsi dan ketimpangan sosial lainnya diakibatkan karena negara tidak menerapkan syariat Islam yang menurut mereka pahami. Jelas kelompok-kelompok tersebut harus ditindak tegas, sebagaimana kita tegas terhadap PKI, "kata Yulianto.

Kesulitan pemerintah dalam memproses hukum para penyebar idiologi khilafah, karena hingga saat ini pergerakan yang dilakukan mereka sebatas penyebaran idiologi. Kelompok tersebut belum melakukan gerakan sparatis sebagaimana kelompok teroris maupun kelompok kriminal bersenjata (KKB). "Tapi bila jumlahnya kian banyak, saya khawatir mereka bisa mengubah idiologi bangsa dengan jualan agama, itu yang perlu diantisipasi," ujarnya.


Previous Post Next Post