Oretanbandungraya/Bandung - Puluhan orang yang tergabung dalam Gerakkan Banten Berseru melakukan Aksi Massa di Depan Kantor Bank Banten Kemang Kota Serang pada Rabu (16/11/2022) mulai pukul 10.12 hingga 11.42 wib. yang merupakan Aksi Damai dalam rangka menyambut RUPS LB yang akan digelar di 2 Desember 2022 nanti.
GBB menyebut nya sebagai Aksi Massa Jilid 2 karena merupakan kelanjutan Aksi Massa sebelumnya yang digelar di Depan Kantor DPRD Banten dengan Issue Kenaikan BBM.
Aksi Massa jilid 2 ini merupakan reaksi dari berbagai Polemik yang terjadi di Tubuh Bank Banten. Mulai dari Bank Banten Merugi pasca disuntik 1.85 T oleh Dana APBD, Manajemen Bank Banten yang lebih mementingkan Dana Operasional mengakibatkan beberapa KCK diluar Banten terpaksa di tutup. hingga terjadi kasus kredit macet 50 miliar yang terjadi kedua kalinya pasca ditetapkan Satyavadin Djojosubroto sebagai terpidana kasus kredit macet Bank Banten.
Arwan selaku koordinator aksi menyatakan bahwa kegiatan aksi yang dilakukan di Depan Bank Banten sebagai informasi kepada Publik bahwa Bank Banten tidak baik-baik saja dan banyak kasus yang membuat Bank Banten milik daerah terhambat perkembangannya.
"Ini bagian dari upaya pemberian informasi kepada publik, saya meyakini betul sebagian masyarakat Banten tak mengetahui soal Bank Banten karena tidak langsung bersentuhan dengan 'perut' rakyat, namun ada dana hasil iuran dalam bentuk pajak yang disepakati legislatif untuk disuntik kepada Bank Banten dengan tujuan agar Bank Banten bisa sehat dan normal serta mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat Banten, katanya. " Namun faktanya uang tersebut tidak membuat Bank Banten Normal dan Tangguh namun Semakin Merugi." lanjut Arwan yang juga selaku Presidium Gerakan Banten Berseru.
Sementara itu, Imdad selaku Ketua Forum Pemerhati Peduli Banten (FP2B) memandang bahwa Gerakkan Banten Berseru wajib turun dan siap adu data soal kerugian negara dan neraca laba rugi sehingga mengakibatkan Bank Banten terpuruk.
Imdad, berseloroh, bahwa kita bisa melihat harga saham Bank Banten per lembar per hari ini, 16 November 2022, merosot secara terus menerus, hanya dihargai Rp.50 per lembarnya, yang berarti harga 1 lot (500 lembar saham) berdasarkan ketentuan BEI hanya Rp. 5000 (lima ribu rupiah), dari sebelumnya sejak Bank Banten berdiri,
"Emiten dengan kode "BEKS" di Bursa Efek Indonesia, seharga Rp.185. Oleh karena itu, Bank Banten harus bisa mengeluarkan jurus baru untuk keluar dari kerugian-kerugian yang ada, secara Bruto sudah oke untuk tahun 2022 aksi korporasi yang dilakukan oleh Bank Banten, namun tidak sebanding dengan BPOP Biaya Operasionslnya, sehingga pada akhirnya tetap mengalami kerugian di tahun yang sama 2022 ini," kata Imdad.
Beberapa pihak mengajak GBB untuk melakukan upaya negosiasi dan bertemu pihak Bank Banten untuk berdiskusi berbagai hal namun GBB menolak karena tidak miliki visi untuk berdialog murni untuk mendapatkan dukungan publik dan mendukung KEJATI dalam pernyataan di medianya soal minta dukungan dari masyarakat.
"Saya menolak untuk berdiskusi karena pada prinsipnya diskusi sudah sring dilakukan namun tidak pernah menghasilkan berbagai Solusi untuk menyehatkan Bank Banten." pungkas Arwan yang juga sebagai Ketua Kamp Banten.
"Kami akan kembali Turun Aksi di 02 Desember 2022 di Depan Hotel Ratu sebagai bagian dari pengawasan pada Proses RUPLS LB yang digelar." Tutup Arwan sesaat sebelum massa aksi membubarkan diri secara tertib setelah semua tuntutan disampaikan di publik. *oretanbandungraya/IST