KASAD :"Saya pernah tinggal di Rumah Ibu Edeh"
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman sempat kaget saat melihat putri almarhum Rade Otje Poeradiredja pendiri Pejuang Siliwangi, Edeh L. Poeradiredja bersama puluhan orang inohong (tokoh masyarakat) Jawa Barat dan Banten yang menyambutnya saat hendak menghadiri Pagelaran Seni dan Budaya Siliwangi di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) III Siliwangi Bandung, pada Selasa, 21 Maret 2023.
Saat melihat Edeh L. Poeradiredja, KASAD pun langsung menghampirinya. "Ini Ibu Edeh, yang ketika saya masih taruna (Akmil) saya pernah beberapa kali tidur di rumahnya di Sagalaherang Kabupaten Subang," ujar KASAD kepada puluhan inohong Jawa Barat dan Banten yang datang di acara tersebut. Sontak saja pandangan mata pun tertuju pada Edeh L. Poeradiredja. Putri Raden Otje Poeradiredja itu tak banyak bercakap, ia hanya memberikan suvenir yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Mendapatkan suvenir berupa replika golok lubung, KASAD Dudung pun nampak bahagia. Ia mengatakan akan menyimpan barang tersebut di tempat terbaiknya.
Selanjutnya KASAD juga meninjau beberapa tempat di Ruang Sudirman Makodam III Siliwangi, mulai relief perjuangan rakyat Jawa Barat dan Banten dan lainnya. Kemudian Dudung pun bersama Pangdam IIII Siliwangi Mayor Jenderal Kunto Arief Wibowo dan rombongan bergegas ke Lapangan Upacara Kodam III Siliwangi tempat berlangsungnya pertunjukan seni budaya Jabar Banten. Sebelum puncak acara Pertunjukan Wayang Golek Giri Harja 3,
Dalam kesempatan tersebut Mayjen Kunto Arief Wibowo mengatakan bahwa Pagelaran Seni Budaya Siliwangi merupakan bentuk apresiasi dari TNI terhadap para seniman di wilayah Jabar dan Banten menjelang masuknya bulan suci ramadhan. "Pentas seni ini melibatkan seniman dari berbagai daerah. Selanjutnya masyarakat umum dan juga petinggi TNI AD, berbaur bersama menikmati sajian hiburan hingga menjelang subuh," kata dia.
Sementara itu Yulianto Bakhtiar yang turut menemani Edeh L. Poeradiredja menuturkan, pengakuan KASAD dan juga Pangdam III terhadap putri pendiri Pejuang Siliwangi, membuktikan bila organisasi itu mendapat tempat yang istimewa dikalangan militer. "Sejak berdiri pada 1922 Pejuang Siliwangi yang sebelumnya bernama Partisan Siliwangi merupakan bagian dari laskar yang turut serta membidani lahirnya TNI, sehingga sinergitas itu wajib dipertahankan oleh para pengikut Pejuang Siliwangi hingga saat ini, " kata dia.
Yulianto Bakhtiar yang merupakan seorang advokat menyesalkan adanya pihak-pihak yang "membajak" secara ilegal organisasi tersebut. Kasus Musyarawah Nasional Luar Biasa dengan nama Pejuang Siliwangi Indonesia 1922, yang berlangsung di Serang Banten beberapa waktu lalu merupakan upaya penggembosan terhadap organisasi tersebut. Menurutnya Pejuang Siliwangi Indonesia dan Pejuang Siliwangi Indonesia 1922 adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Saat ini organisasi yang sah dan diakui oleh pejabat publik adalah Pejuang Siliwangi Bersatu dengan Ketua Umum Mayjen Purn Raden Gautama Wiranegara serta Ketua Harian Marsekal Muda Purn Asep Chaerudin.